Apa yang harus aku lakukan??

Apa yang harus aku lakukan?? Aku sedih sekali… ini masalah yang rumit. Entah kalian boleh menyalahkan aku kali ini… aku benar2 pusing. Wanita sial itu terus mengejarku. Sebut saja dia F.

Awal kejadiannya, saat aku kenal kekasih F, sebut saja si A. Si A sangat baik dan sopan padaku. Kami berteman biasa. Aku tahu dia punya pacar, dan dia pun tahu aku masih jalan sama S. Kami menjalani hubungan pertemanan kami selayaknya teman biasa. Dia pun sering bercerita tentang F. Dia bercerita bahwa selama ini dia merasa sudah tidak cocok lagi dengan kekasihnya itu.

Aku hanya memberinya nasihat saja agar dia mau membicarakan hal tersebut pada F. Tapi tampaknya dia menyerah terhadap sikap kekasihnya tersebut. Dia sering merasa diacuhkan. Tidak diperhatikan. Yah menurutku itu wajar, apalagi F juga sudah bekerja sebagai SPG salah satu perumahan (di sini aku herannya, dia jauh dari cantik, tapi kenapa laku sebagai SPG??).

Hingga akhirnya suatu hari A memintaku menemaninya jalan2. Dia bilang kalo dia bosan, karena kekasihnya nggak mau diajak keluar dengan alasan ada acara bersama teman kerjanya. Aku yang saat itu juga bosan dirumah setuju saja dengan rencana itu. Dengan motornya yang keren, ia menjemputku. Kami berjalan2 keliling kota hingga akhirnya tiba2 ada yang menegur kami. Suara wanita. Ya ampun!!! Itu F. Badanku panas dingin melihat ekspresi wajah F yang haus darah.

Ia langsung melabrakku sembari menjelek2kan aku. Di tengah keramaian pasar, ia berteriak2 seolah aku merebut suaminya. WTF!!!! Menikah aja belom dah kayak sok2 memiliki. Yang membuatku jengkel adalah kenapa F bersama lelaki lain??? Aku serang balik dia. Eh, sempet2nya ngeles.

Dasarnya emang cewek nyebelin. Aku dah gak kontak2an ama A, dia tetep aja ngejar aku. Brengsek itu orang….

Ujian terberat dan teraneh (eps. 02)

Ujian dimulai. Ujian pertama yaitu TPA atau Tes Kemampuan Akademik. Tes ini mirip2 dengan tes IQ. Jadi logika dan kemampuan berpikir keraslah yang diujikan. Waktu 60 menit untuk 65 soal. Berarti 1 menit digunakan untuk mengerjakan 1 soal. Hmm, untuk soal yang membutuhkan logika tentu saja tidak semua dikerjakan.

Menurut analisa beberapa kawan, tes TPA sesungguhnya tidak untuk dikerjakan semua. Secara logika memang ada benarnya. Soal yang panjang seperti penarikan kesimpulan dan aritmetika tentu membutuhkan waktu yang banyak untuk berpikir. Jadi tidak mungkin kita sanggup menyelesaikan semua (secara benar. hehehe…)

Aku kaget melirik lembar jawaban tetangga. Full. Jawabanku hanya sekitar 60% eh kiri kananku full. Aku lemas. Down. Aku segencar mungkin membaca lafadz2 doa. Berharap aku bisa lolos.

Materi uji pertama terlewati. Selanjutnya  materi TKD alias Tes Kemampuan Dasar. Lagi2 dengan sistem penilaian SNMPTN. Aku harus waspada. Aku cari soal yang sekiranya bisa aku kerjakan. Lumayan, ada beberapa soal yang mudah (walau ternyata banyak yang susah).

Sekali lagi kulirik tetanggaku. Ya ampun! Lagi2 full!!! Bahkan di lembar soalnya masih bersih. Tak ada bekas hitungan. Kalian pasti paham bagaimana pikiranku saat itu. Ada 3 kemungkinan: 1. Dia bisa, 2. Dia tidak bisa tapi nekat, 3. Dia tidak bisa dan mendapat “bantuan”. Yah, cuma Tuhan dan dia yang tahu.

Pukul 10.00 ujian TKD berakhir. Istirahat 15 menit setidaknya mampu mendinginkan otakku yang mulai panas. Walau aku kelaparan, setidaknya aku bisa refresh otakku yang mulai penat. Aku kembali mengajak tetanggaku berbincang-bincang. Terutama tentang tes wawancara untuk esok.

Tes wawancara kali ini tampaknya benar2 menguji mental para calon maba. Bagaimana tidak, panitia PMB tidak memberitahukan bagaimana tata cara mengikuti tes wawancara. Jam dimulainya tes pun pengawas ujian tulis tak tau.

Jam 10.15 waktunya peserta masuk ke ruangan untuk ujian tulis yang terakhir. TBSP yaitu Tes Bidang Studi Pilihan alias tes sesuai bidang studi IPA atau IPS… aku mengambil IPA. Ada 5 bidang studi yang diujikan. Matematika, fisika, biologi, kimia dan IPA terpadu. Waktu yang disediakan hanya 90 menit untuk 75 soal dimulai dari pukul 10.30.

Ujian yang menegangkan. Karena tetanggaku tampak putus asa oleh soalnya. Begitu pula aku. Soalnya begitu rumit dan panjang. Aku hanya pasrah kepada Allah. Yang jelas aku sudah berusaha maksimal dan berharap Allah mengabulkan doaku…

SNMPTN bukanlah akhir dari segalanya

Kawan2, aku pengen sekedar share aja nih… yah, tiap orang pasti kecewa berat begitu tau usahanya tidak membuahkan hasil.Sama seperti aku. Aku yang digadang2 banyak orang mampu menembus ketatnya SNMPTN jalur undangan, ternyata gagal juga…

Mungkin di sini juga ada unsur salahku. Aku tidak menuruti kata nenekku yang memaksa aku masuk jurusan S1 Pendidikan Matematika. Tak banyak kata, aku bersiap menghadapi SNMPTN jalur uji tulis. Lagi2 aku tidak menghiraukan kata nenekku untuk memilih jurusan matematika. Dan lagi2 gagal juga usaha yang membutuhkan energi besar.

Di jalur tertulis aku akui banyak sekali kesalahanku. 1. Tidak siap dengan keadaan alias terlalu santai, 2. Aku mengambil jurusan IPC, dimana aku harus mengahadapi IPS pelajaran yang tidak aku kuasai.

Nasi sudah menjadi bubur. Kegagalan memang menyakitkan. Namun aku tidak menyerah begitu saja. Nenek menawariku masuk PTS. Tapi aku terlanjur trauma dengan kata2 berbau “swasta” dan kalimat seperti “saudara atau relasi bisa membantu”. Jadi aku tolak saja penawaran nenek. Kali ini aku diberi 2 kesempatan. Semoga salah satunya bisa berhasil… aku sangat mengharapkannya…

Ujian terberat dan teraneh (eps. 01)

Hari ini sangat melelahkan. Ketika kau harus ujian di tempat yang kau tak tau dalam keadaan sakit. Pukul 06.00 pagi aku sudah sampai di tempat. Namun aku yang tak tahu gedung tempatku ujian harus mencari kurang lebih 20 menit. Aku yang tak kehabisan akal, menemukan peta gedung di kampus tersebut. Beruntung sekali aku sampai tak lebih 10 menit.

Sesampainya di ruang, aku kaget karena tak seketat yang kubayangkan. Peserta diijinkan masuk bahkan sebelum ujian dimulai. Aku yang tidak enak badan terduduk lemas di bangkuku. Aku heran, setiap kali ujian aku tidak pernah kebagian kursi di depan. Yah, inilah jalan yang diatur Tuhan untukku.

Aku yang lemas semakin lemas mengingat aku lupa membawa papan alas. Lagi2 Tuhan memberikan cahaya untuk otakku. Aku yang membawa map ijazah berinisiatif menjadikan map tersebut sebagai papan alasku. Kulihat sekeliling ruanganku, ah mereka semua belajar. Tidak seperti aku yang menahan sakit sembari jariku mengetik hape membalas sms penyemangat.

Ku ucapkan lafadz2 doa agar sakitku reda. Untung tadi pagi aku mendengarkan mp3 surat Yaasin dari laptop. Hatiku agak tenang walau perutku bergejolak. Aku berdebar2.. hingga akhirnya kulihat sesosok lelaki yang kukenal. Ya ampun, mirip dengan dia!! Begitu dekat da semakin dekat, hingga ia duduk di bangkunya. Ia di depanku. Perutku makin tak terkendali.

Datang lagi seorang gadis yang tampaknya pendiam sekali. Ia kusapa dan kuajak berbicara sedikit. Tiba2 kotak pensilnya terjatuh. Dan terjadilah insiden itu….. ia berusaha mengambil kotaknya tanpa berdiri dari bangkunya dan akhirnya, ia terjatuh. Suara gaduh itu begitu menarik perhatian kawan2 sekelas. Semua tertawa. Aih, kasihan sekali batinku. Kubantu ia berdiri. Walau aku sesungguhnya ingin tertawa juga.

Jam 07.00 tepat. Harusnya pengawas sudah masuk ruangan… namun di ruanganku agaknya beliau2 telat. Semakin pucat diriku. Tapi aku masih mengucapkan lafadz2 doa. Tak lama kemudian pengawas pun datang. Pukul 08.00 ujian dimulai…

(Bersambung ke  episode kedua)

Kesepian makin menjerat

Liburan mungkin waktu yang tepat untuk berekspresi. Tapi liburan kali ini serasa menjadi neraka bagiku…Ketika nenek, kakek, abang sibuk dengan aktivitasnya, aku hanya bersama teman kecilku, BONEKA dan LAPTOP.

Jujur saja, aku merasa kalau dua benda mati ini mengajariku hidup. Hidup adalah pertarungan. Siapa yang lemah, ia yang kalah dan jatuh. Itu yang kuyakini selama ini. Mungkin inilah yang membuat aku mati2an tidak menyerah pada musuh abadiku: KESEPIAN.

Kata pepatah, manusia kesepian karena ia membangun “tembok” dimana seharusnya “jembatan” berada. Tapi ini tidak berlaku untukku. Aku berusaha membuat “jembatan2” itu, namun “tembok” besar di seberang berdiri amat kokohnya. Dan akupun terjerat dengan apa yang dinamakan Kesepian.

Tapi aku yakin, satu teman abadiku dan kekasih hatiku, yaitu Tuhanku…

Ketika ibumu lupa hari ulang tahunmu…

Apa yang akan kalian lakukan? Cermati baik2… ia ibumu, yang melahirkan kamu… dan ia lupa tanggal dimana ia mempertaruhkan nyawanya untukmu. Bagaimana perasaan kalian?

Itulah yg terjadi padaku. 9 Juli. Tampaknya ibu benar2 lupa padaku.tulah pikiran awalku. Ulang tahunku kali ini benar2 ulang tahun paling buruk sepanjang masa. Setelah tidak mengucapkannya pada ulang tahun Sweet Seventeenku, ibu mengulanginya lagi kini. Oke, mungkin karena aku tak tinggal serumah dengan ibu, jadi ibu tak punya banyak waktu mengingatku… Kukatakan terburuk karena: 1. Ibu tak mengucapkannya, 2. Aku putus, 3. Aku belum menghadapi tes masuk kuliah.

Tak apalah, yang penting aku akan ingat siapa ibuku… Tapi ini menyakitkanku. Terkadang ibu tidak terbuka padaku. Apa yang beliau tidak suka, beliau selalu menutupinya. Aku jadi tampak bersalah. Ah, sudahlah. Untuk masalah satu ini aku tak perlu menceritakannya lebih jauh. Aku masih belum ingin kamarku digenangi air mataku sendiri setidaknya…